Sabtu, 10 Maret 2012

Cerpen 14 :: I'm Zero

by : RaBa

Denting keras jam dinding  melaju membuat lingkaran. Hilir  angin begitu membekukanku, seakan jari ini terpaku di garis putih pertama. Hitungan angka mengelilingi fikiranku saat ini, ruangan ini seakan membuatku ingin pingsan! Tatap mata kualihkan kedepan, buram sekaliiii… dengan sinar putih menyilaukan bersama hitamnya bayang mondar-mandir kesana kemari. Hehe… itu Pak Didi ya?

“Hello…. Kamu kedepan!
Suara itu menggelegar hampir menerobos gendang telinga mas bro. hadeuuuh…
“Sa..sa.. saya pak? Jawabku terbata penuh ketegangan
“iya kamu Ayu Khairul Karimah” tegasnya
“kejakan soal no. 2, gunakan rumus yang bapak kasih kemarin!
Dengan mantapnya ku kerjakan soal itu,, huh selesai, Ayuuu. PDku.. Ku alihkan pandangan kepada teman-teman, merenyutkan kening, menaikkan halis, mengedipkan mata berulang-ulang. Mereka semua memegang perutnya, menahan tawa.
“itu rumus apa?
“rumus  parabola,,hehe’..
“Lalu???   …..
“Saya lupa pak” kakiku gx bisa diam apalagi tangan ngucek baju.humm..
plaak,, Sebuah ketokan pensil kena deh dikepala,, huhu
“Duduk!.. Pak Didi geleng kepala. Ayu nyengir. Lalu Pak Didi menjelaskannya dengan rinci.
Ruangan kini menggelegar dengan tawa. Mulai deh, , muka ku merah maruun! Suruh siapa aku masuk matematika. Mana bisaa aku! Ia sihh aku ngaku karena aku ditolak truuuussss di perguruan tinggi negri,, hiks seddiiih. Tapi gx ah, ini karena belain Ambu! Yua sudah, hidup kan terus berjalan seiring waktu, aku? Aku bisa lewati jalan terjal, melawan arus, berdiri melawan hentakan angin!!! Di sini, di Fakultas Garut. Cjiah.. Gubrag. Leube.” Kata Ayu dalam hati
* * *
Hujan gerimis semakin melemaskan tubuhku. Mengundang tangis jerit lirih dalam naluri. Hmmm.. bersyukurlah!
“jam 16.30, waktunya kita back to home sit! Kataku pada siti
“ok,, my cwiniy” siti tertawa. Ayu mendelek dengan senyum tipis
“yoyoy,, cwingcaw. Ha”
*  *  *
Angin berhembus menelusuk kulitku.Gelap merambah, hening yang kurasa. Petang ini memang terasa sunyi sepi. Kendaraan mulai tak terlihat. Rasa takut kini muncul dalam fikiranku, melayang menerawang khayalan seakan hari itu aku akan diterka macan! Atau? Uuh.. aku ingat, “banyak baca doa dan shalawat dhe!” pesan Ambu. Hmm.. jalan yang kulalui kini semaakin sepi apalagi jalannya. Uh, bikin jantung copot.Aku bershalawat, menepis ketakutanku. Sangat begitu menentramkan qalbu. Dan
18.30. Aku tiba dengan wajah yang semberawut, hanya kepalaku yang tak basah. Terlihat dibalik kaca, ya itu Ambu. Dia khawatir.
“Assalamu’alaykum, Ayu cium tangan Ambu dan Abah
“Wa’alaykumsalam, kenapa pulangnya malam dhe? kata Ambu khawatir
 Gx pake jas deuih” sahut Abah
“Maaf Ambu ,Abah hujannya deras. Dhe pelan-pelan melajukan motornya” Ayu Manyun. Ambu Abah tertawa.
Segera ku membersihkan diri. Bersiap untuk shalat.
*  *  *

Malam itu terasa lemas sekali, ku alihkan pandangan pada sebuah kertas “MATEMATIKA AL-QUR’AN”.
“wow, its’ amazing! Subhanallah semua telah direncanakan atas kehendak Allah”
Plaaaaaaak… plak…
Suara gaduh terdengar dari arah ruang sebelah. Aku fikir abah sedang memukul tikus. Tapi ternyata.. wwhaaat??. Buku terjatuh. “ Abah  Ambu sedang bercengkrama! Ups.. salah.. Bertengkar!! Astagfirullah.”
Aku coba redamkan suasana. Ku dekati Ambu, duduk dibawah kursi, memegang tangannya, mengelus-elus dadanya.
“Ambu gx papa? Tanya Ayu memgang tangannya sambil tak kuasa meneteskan air mata
“Sakiiiiit” lirih Ambu sambil terus mengelus dada
Aku terdiam! Kulepaskan sedikit senyum.
Ya, Ambu divonis sakit jantung. Seminggu ini aku harus mengantar pulang pergi Ambu ke rumah sakit. Hampir-hampir  aku bolos kuliah. Sedih.
*  *  *
Telaaat… huh.
“Pak, boleh saya masuk? Kataku pada Pak Margana
“o o o o.. suruh Ayu kultum saja Pak, sebagai hukuman” Kata Adi temanku
Iddiih.. nyengir.
“yayaya.. Ayu kamu kultum! Pak Margana menyetujui saran Adi. Seluruh kelas ribut.
“Y a Aku tau! Ok pak!” tegasku sembari melangkahkan kaki ke depan.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Bismillahirrahmanirrahiim…
Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatu
Hamdan wa syukran Lillah. Allahumma shallia’la sayyidina Muhammad.
“Tak banyak saya berkata, dengarkanlah sapaan Lillah dalam qalbumu”. Kelas mulai hening.
Betapa Allah begitu sangat kuasa, hingga sekecil apapun ciftaannya adalah hikmah bagi semua umat.
Dari secuil catatan yang saya baca. Kini saya ingin menyampaikan kepada teman-teman.
Habib Sultan Maulana mengenai “MATEMATIKA AL-QUR’AN”
Tariq Al-Swaidan menemukan beberapa ayat di dalam al-qu’an menyebutkan sesuatu yang sepadan dengan sesuatu yang lainnya. Misalnya : laki-laki sama dengan perempuan . Walaupun masuk akal secara gramatikal, faktanya kata “laki-laki” disebutkan 24 kali dan kata perempuan juga disebutkan sebanyak 24 kali. Sehingga, persamaannya tidak hanya berbentuk gramatikal tapi juga bentuk matematikanya (24=24).
Juga kata yang sama disebutkan dalam Al-qur’an yaitu:
Kata Dunia 115 kali = kata “Akhirat” 115 kali, Kata Malaikat 88 = “Setan” 88
Kata Hidup145 =  “Mati” 145, Kata Manfaat 50 = Korup 50
Kata Musibah 75 = Bersyukur 75
Kata Manusi 50 = Rasul 50
Kata Iblis 11 = Menghindari perbuatan Iblis  11
Kata Shadaqah 73 = pahala 73
Kata Orang yang tersesat 17 = Orang Mati 17
Kata Muslimin 41 = Jihad 41
Kata Emas 8 = Kemudahan hidup 8
Kata Sihir 60= Fitnah 60
Kata Zakat 32 = Barakah 32
Kata Akal 49 = Nur 49
 Kata Bicara didepan public 18 = mempublikasikan 18
Kata Ketekunan 114 = Sabar 114
Kata Muhammad 4 = Syariah 4
Subhanallah………… Audiens mulai terpukau akan apa yang Ayu sampaikan.
“Sangat lebih luar biasa lagi! Lantang Ayu.
“Mau tau?...Mau tau? Mau…….?.” Mengedipkan mata
“Jamaaaaah… eeee.. disahut. Ooooooooo jamaah. Eeeee.. Alhamduuuuulillah.Semua tertawa.
“Shalat berapa kali? 5. Berapa banyak nama bulan? 12 Berapa banyak nama hari?365.” Saling menyahut.
“ternyata semua itu sama disebutkan dalam Al-qur’an” Subhanallah. Sahut semua.
Kata lautan 32 dan Daratan 13. Kita hitung secara matematika;
Laut + Darat = 32 + 13 = 45.
Laut = 32/45x100= 71,11%
Darat=13/45x100= 28,89%
Subhanallah…nih yah nih. Ternyata, ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa permukaan bumi terdiri dari 71,11% air dan 28,89% darat. Semua mengeleng kepala.
Maha benar firman Allah  Subhanallahu wata’ala.
“Its Amazing” Kata Deny
“Hmmm..hmmm.. So English. Kata Nindi. Semua tertawa.
“Udah.. udah.. cup..cup!”. kata Ayu . Semua tertawa
Hanya itu yang bisa saya sampaikan. Semoga kita semakin bisa bertaqarub dan tergolong umat yang bertaqwa dan selalu ada dalam naungan serta Ridha Allah Subhanallahu wata’ala.
Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatu
Plok… plok… plok…  tepuk tangan kini menggema diseluruh ruang.
Aku duduk sambil melempar senyum.
*  *  *
Termenung…….
Mentari pagi terasa mendung, angin terasa merapuhkan raga. Aku, hanya bisa terpaku diatas jeritan gelora hati. Semenjak pertengkaran itu, kini Ambu dan Abah saling menutup mulut. Tak pernah saling menyapa. Ah, rumahku! Kini bukanlah surgaku!!!! Aku gx bisa terus seperti ini!! Pagi berangkat malam pulang, belum lagi kini Ambu sudah jarang menyiapkan keperluan rumah. Semua pekerjaan rumah aku tanggung. Aku tak punya waktu buat menghafal. Udahmah gx bisa matematika. Duuuuh malah tambah belet deh. Menangis.
Kini… aku pergi kelangit, berjalan bebas diatas awan, aku menjerit “Arrrrggghhhhh…., menangis, teriak sekencang-kencangnya diatas rembulan “woy! Adakah yang bisa mengeluarkanku dari penjara ini????” dan berbisik pada sang bintang. “Aku inginkan kasih sayang!!”  lalu kulihat bintang jatuh. Plak! Tepat mengenai kepalaku. Aku membuka mata.
“duh maaf… sakit ya? Kamu mengangis???~~~ kata Siti kaget
“banyak bintang nih dikepalaku, uuh… indahnya” Ayu sambil tersenyum dan
Gelap!
*  *  *
“Dah sadar Yu?”
Suara itu menyadarkanku. Ya itu Siti.
“Maaf ya yu, aku tadi lempar pensil ke kepalamu. Lagian, kenapa kamu teriak-teriak gx jelas gitu” Kata siti
“hehe. . Garuk kepala. ‘Aku tadi teriak-teriak??? Duuuh maluuuu. Sambil menutup muka.
“Eh, kayak orang gila tau, huy ah. Haha” tawa siti. Ayu nyengir mendelek siti. Huh.
Kami saling  tatap dan tertawa.
“Yuk ah pulang! Kataku
“bener nih gx papa? Gx papa za dah.. haha” gurau siti
“Iddiih,, di jawab sendiri. Ia gx papa koq”
*  *  *
Hari ini 22 Desember 2011, ya hari ibu. Duh, aku pengen banget ngucapin I LOVE U AMBU. Ngucapin langsung aja gx berani.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintang untuk aku anakmu.
Ibuku sayang, masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang Engkau berikan
Tak mampu ku membalas Ibu.. Ibu..
~~Nyanyiku sambil lajukan kendaraan,, Iwan fals. Ya. “ah.. aku bisa mengungkapkannya lewat sms.” Gumamku. Ya nanti.
Suara klakson sekeras mungkin ku nyalakan. Pllaaaaaaakkkk!!! Aku terjungkal dan gelap!
Suara ricuh masih aku dengar, aku tak bisa bangun. Hanya bisa menahan sakit. Ketika ku buka mata.
“Astagfirullah… berdarah, ibu gx papa? Maafkan aku bu.” Kataku khawatir
Segeraku membersihkan tangannya.
“gx papa neng, lagian siapa juga yang mau. Tuh, tangan neng juga sama berdarah” katanya
Aku tidak terlalu parah, hanya tangan yang kena. karena alat pengaman kumplit aku pakai. Lalu, segera di bawa ke doctor.
“neng, kita bereskan secara kekeluargaan saja ya” saran suami ibu itu
“ya pak, maafkan saya juga”
“Alhamdulillah beres. Tapi. Hikz.. hikz.. Malang sungguh malang, kini tuk sekian kalinya Burung Nuri patah sayapnya. Engkau hancur! Aku terdampar!
“Motor abdi rangsaaaaak!! [kendaraanku hancur]”. Jeritku dalam hati
“Uuuooowww… sakiiit ni tangan” lirihku dalam hati
“uhh.. bukannya kasih yang special buat Ambu, malah musibah”hmm
Ketikaku sampai rumah. Ambu sangat kaget melihat aku. Tapi aku sembunyikan rasa sakit ini. Khawatir sama jantung Ambu.huhu
Saat itu, banyak saudara-saudara maupun tetangga yang menjengukku. Namun sekali lagi aku gx mau buat mereka khawatir. Aku harus sembuh walau memang sangat sakit yang ku rasa. Karena aku gx akan sembuh kalau hanya berbaring saja di rumah. Semangaaaaaaat!!! Gumamku
Teman kampus hanya siti yang tau, namun ketika esoknya aku paksakan berangkat kuliah. Mereka semua merespon. Ayu terharu… Ayu bahagia punya kalian semua. Hikz.
Karena kecelakaan itu juga, kini Ambu dan Abah menjadi akrab. Aku kini mendapat kasih sayang itu lagi. Ku tatap langit  “oh.. Allah kau kabulkan pintaku lewat darah yang mengalir, lewat putaran lingkaran, lewat rumitnya parabola hidup. Alhamdulillah praise to Allah”.
“Aku akan berusaha buat Ambu dan Abah. Sebelum terlambatt Yu! “Gerutuku
*  *  *
Memang kalau sudah cinta, dunia tak lepas dalam bayang ilusinya. Seakan setiap detik, menit, jam, hari, bulan terasa di depan mata. Ku pandang langit. Awan itu! Menampak bayangan lingkaran, berubah menjadi kerucut awan. Ku pandang, setiap aku memandang hitungan angka melayang dalam fikiran.  Ya, Realnya hidup bersama matematika.
Berdiri menatap mesin waktu. Ku sandarkan lenganku diatas meja. Kini ketiga kalinya aku harus berhadapan mengambil hasil jerih payahku. Tangan terasa gemetar.
“Bagaimanakah hasilnya? Huh hatiku semakin menciut”Gumamku
Kuambil secuil kertas, perlahan-lahan ku buka mata.
“wuaaaaaaaaaaaahhhhhh!!! Yes!yes! yeaaaacchhh..IP Ayu 3.4” berjinggrak-jingkrak.
“Ya, walau gx seberapa buat mereka. Tapi, ini sangat begitu berkesan buat Ayu”
“uups... hehe.. a,  permisi.. dia melihatku dan menahan tawanya. Ayu, Garuk kepala. Kejedot.  uuh.. lengkap.
“biar ah, dia anggap Ayu gila. Pkoknya Ayu lagi seneeeeng banget, Ambuuu… Abaaah.. This is  for u. Mmmuuach”. Teriakku dalam hati

Kini untuk memantapkan pengetahuanku aku bertekad untuk mengajar anak-anak sekolah SD dan SMP. Supaya tidak kabuur ilmunya. Gitoh.
“Kalau aku bisa ketika semua orang menyayangiku, kenapa tidak! Aku juga bisa ketika semua orang membenciku! Meraih mimpi, meraih cita! Allah di hatiku”
Ya. I’M IS ZERO. Bukan berarti aku tak bisa!
^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar