Rabu, 02 Januari 2013

Cerpen 19 :: Success Is A Sigma of Effort

Oleh : Isma Swastiningrum (SMA)

Udara menampakkan semangatnya yang layu. Atmosfer dingin. Di luar langit sedang mengarsir dirinya dengan warna abu-abu. Kondisi jiwaku pun semerana cuaca hari ini. Setelah menganggur lebih dari setahun akhirnya aku mendapatkan pekerjaan sebagai pekerja pabrik di kota pahlawan ini. Hidup yang keras. Usaha untuk kuliah telah aku lakukan dan 3 kali aku mendaftar di sekolah kedinasan aku gagal semua! Entah karena kebodohanku atau kenapa? Dari semua kegagalan yang aku lalui, aku belajar satu hal penting. Oh.. gini ya rasanya nggak bisa sekolah saat orang lain bisa sekolah. Oh.. ternyata pendidikan itu sangat mahal ya. Ah, kenapa aku baru sadar BETAPA BERHARGANYA PENDIDIKAN!! Saat frustasiku dulu, aku benar-benar marah sama orang-orang yang menyia-nyiakan pendidikan! “Hai mahasiswa yang pada tawuran di luar sana! Kalau udah nggak niat kuliah lagi, sana pergi jauh, aku siap menggantikan posisi kalian!” begitu bisik hatiku.


Dan yang paling aku sesalkan berikutnya, kenapa pas SD, SMP, SMA aku nggak pintar! Aku cenderung malas untuk belajar! Coba dulu aku lebih serius belajar, mungkin tak akan seperti ini. Pelajaran berharga buat kalian yang masih sekolah: RAJINLAH BELAJAR! Nasihat klasik yang terdengar seperti nyanyian sebelum tidur yang selalu aku dengar dari guruku dulu yang tak pernah aku gubris. Rajin memang tak ada gunanya sekarang, ia akan berbicara nanti. Menyesallah aku hari ini, terjebak dalam kehidupan yang keras. Ah, kalau cuma menyesal dan tak ada perubahan juga sama aja. Kalau saja dulu.. bla, bla, bla.. aku tak sesengsara hari ini.
          Langit tak dapat menahan volumenya lagi. Ku kayuh sepedaku dengan cepat. Gubrak. Semakin deras, jarak sampai di kos masih jauh. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti di sebuah warnet. Sambil menunggu hujan reda, aku pikir enakan internetan aja.. Ku buka google mencari info beasiswa dan kebanyakan syaratnya membuatku pesimis. Ku buka fesbuk, refreshing, hari ini aku cukup stress dengan masalah-masalah yang terjadi di tempat kerja yang sangat melecutku, cukup sakit, cukup lelah.. dan tak perlu kau tahu.. Di dunia maya ini aku berteman dengan beberapa orang yang kuliah di luar negeri dan sekolah di universitas ternama.. ah, mimpiku. Aku sering mengikuti status mereka yang berbobot dan memotivasi. Dan selalu terbesit di benakku: “Kapan aku bisa seperti mereka?” mengingat kondisi ku sekarang. Apalagi kalau virus malas menjelma dalam tubuhku, sungguh optimisme buta.. yang pengen enak tapi tindakannya murahan.
          Ku buka daftar online, salah satu teman yang aku kagumi juga online. Aku memanggilnya Kak Farel. Sekarang dia tengah menjalani studinya di Universitas Harvard jurusan engineering, dan itu berkat beasiswa! Keren! Aku merasa nggak enak, canggung, segan mau ngajakin dia chating-an, ah.. siapalah aku? Bodoh amat! Di ladeni ya syukur, nggak juga nggak boleh, eh, nggak apa-apa. Yang penting udah nyoba. Dimanapun seorang pemberanilah yang akan beruntung. Dan inilah obrolanku dengannya..
K: Halo, salam kenal 
F: halo Khanza 
K: Sekolah di luar negeri ya kak.. Gimana ceritanya?
F: pas SD dulu, aku punya mimpi sekolah di Amerika. Pokoknya AMERIKA. TITIK. Disimpan erat-erat tuh dalam hati, apa yang kita pikirin dan mauin kalo diyakini terus menerus bakal mewujud di kehidupan kita. semenjak itu aku mulai belajar bahasa inggris dan hal-hal yang mendukung lainnya, pas SMA ada kesempatan tes beasiswa kesana, usaha keras melewati detik-detik penentuan. Alhamdulillah, lulus  K: wah, keren 
F: Khanza sekarang sekolah dimana?
K: kerja kak. Suatu hari nanti aku ingin seperti kakak 
F: kuncinya ada di “kemauan yang kuat”, dari kemauan yang kuat jadinya usaha yang kuat. jangan biarkan siapapun dan apapun menghalangi mimpimu. i believe u can khanza! get ur dreams!
          Tiba-tiba Kak Farel offline. Dan aku senang luar biasa dengan motivasi singkat ini. Tidak ada yang tidak mungkin selagi tuhan masih ada. Mimpiku terdekat, aku ingin masuk UI jurusan matematika. Belajar dari ceritanya Kak Farel, bahwa semua kesuksesan yang diraih sekarang itu karena perjuangan, tidak ada yang instan. Semua hasil dari usaha yang terakumulasi, dari dia SD sampai SMA. Kalau dalam matematika kita mengenal dengan istilah sigma (yang menyatakan penjumlahan beruntun). A miracle is a the other name of effort. Bisa juga ku katakan, success is a sigma of effort. Bahwa tidak ada orang sukses yang tidak melakukan apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar