Oleh : Emah Nurdiyanti (SMK)
Juli 2012, saat itu Intan sedang asyik bermain facebook. Tapi lama-kelamaan Intan merasa bosan karena setiap dia bermain facebook hanya sekedar update status dan komentar facebook temannya. Lalu dia berfikir untuk mengambil manfaat dari adanya dunia maya. Intan memang seorang siswa yang biasa-biasa, tapi dia mempunyai jiwa semangat yang sangat tinggi dalam meraih kesuksesan.
Rabu, 02 Januari 2013
Cerpen 21 :: Matematika Ada di Dapur
Oleh : Santo (Alumni SMA)
Sore itu sekitar jam 4 sore , tidak biasanya Tom berada di dapur bersama ibunya. dia menyaksikan ibunya memasak. ќäªª♍ΰ enggak Bermain sama teman-teman. “Engga mau ah! Di sini saja! Kalau main-main sama teman, cape! Mending di sini, lihat ibu memasak!” begitu Tom berlasan. Sementara sang ibu meneruskan pekerjaannya, menanak nasi.
Sore itu sekitar jam 4 sore , tidak biasanya Tom berada di dapur bersama ibunya. dia menyaksikan ibunya memasak. ќäªª♍ΰ enggak Bermain sama teman-teman. “Engga mau ah! Di sini saja! Kalau main-main sama teman, cape! Mending di sini, lihat ibu memasak!” begitu Tom berlasan. Sementara sang ibu meneruskan pekerjaannya, menanak nasi.
Cerpen 20 :: Dengan Matematika Aku Bisa
Oleh : Miftakhul Firdaus (SMA)
Pada suatu hari Ari yang baru masuk sekolah dan guru matematikanya pun mengawali dengan perkenalan, dan gurunya sempat bilang pada murid – muridnya bahwa, "lebih baik saya tidak bisa membaca ketimbang saya tidak bisa menghitung". Lalu Ari menyanggah bahwa surat pertama dari al qur'an menyuruh kita untuk membaca, dijawab oleh gurunya, “Pribadi saya lebih suka menghitung ketimbang membaca. Kamu tahu cara mengukur ketinggian gunung? kalau kamu jawab, dibor aja dari puncak sampai dasar, maka anda salah yang perlu dilakukan hanya melihat, mengukur dan menghitung.”
Cerpen 19 :: Success Is A Sigma of Effort
Oleh : Isma Swastiningrum (SMA)
Udara menampakkan semangatnya yang layu. Atmosfer dingin. Di luar langit sedang mengarsir dirinya dengan warna abu-abu. Kondisi jiwaku pun semerana cuaca hari ini. Setelah menganggur lebih dari setahun akhirnya aku mendapatkan pekerjaan sebagai pekerja pabrik di kota pahlawan ini. Hidup yang keras. Usaha untuk kuliah telah aku lakukan dan 3 kali aku mendaftar di sekolah kedinasan aku gagal semua! Entah karena kebodohanku atau kenapa? Dari semua kegagalan yang aku lalui, aku belajar satu hal penting. Oh.. gini ya rasanya nggak bisa sekolah saat orang lain bisa sekolah. Oh.. ternyata pendidikan itu sangat mahal ya. Ah, kenapa aku baru sadar BETAPA BERHARGANYA PENDIDIKAN!! Saat frustasiku dulu, aku benar-benar marah sama orang-orang yang menyia-nyiakan pendidikan! “Hai mahasiswa yang pada tawuran di luar sana! Kalau udah nggak niat kuliah lagi, sana pergi jauh, aku siap menggantikan posisi kalian!” begitu bisik hatiku.
Cerpen 18 :: Mewujudkan Mimpi
Oleh : Resy Iswari (SMA)
Aku terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana, meskipun sangat sederhana tapi aku sangat cinta keluargaku. Aku termasuk anak yang sehari-hari menghabiskan waktu dengan bermain, yang anehnya setiap bermain aku tidak pernah bermain bersama perempuan karena faktor lingkungan, disekitar tempat tinggalku tidak ada seorang pun anak perempuan yang seusia denganku. Aku tidak pernah mencoba belajar memasak padahal aku seorang perempuan. Di waktu masih SD aku termasuk salah satu anak yang berprestasi, aku sering ikut lomba mata pelajaran, tapi aku tidak pernah juara kelas entah kenapa, tapi ketika penerimaan hasil ujian nasional aku terkejut karena aku mendapat peringkat ke 3, meskipun tidak perringkat pertama tapi aku sangat bahagia, kali pertamanya aku mendapat juara di sekolah ku.
Cerpen 17 :: Kesuksesan Yang Tertunda
Oleh : Musa (SMA)
Tak pernah terfikirkan olehku kejadian yang baru saja terjadi, semua terjadi begitu cepat sehingga hal itu terjadi begitu saja tanpa aku bisa berbuat apa-apa. Tangisanku membelah kesunyian alam dan semuanya mendengarkan tangisan, ratapan serta doaku. Betapa tidak, aku harus berpisah dengan keluarga hanya dalam 1 detik. Yang paling menyakitkan bagiku adalah aku belum bisa bertemu mereka untuk saat ini. Tak ada kabar tentang keberadaan mereka, melainkan hanya kabar meninggalnya keluargaku. Tak ada yang menghiburku, karena semuanya juga sedang dalam keadaan berkabung. Hari demi hari selalu terdengar suara tangisan dan solawat, ataupun suara bacaan-bacaan ayat suci AL-QUR’AN. Ingin rasanya aku menyusul mereka tetapi aku masih mempunyai masa depan yang panjang dan memiliki janji kepada orang tuaku yang belum terpenuhi.
Cerpen 16 :: LoveMath-Mluphmet-Mumet
Oleh : Liah (SMK)
Hari ini adalah hari yang mengenaskan bagiku. Tanya kenapa? karena tadi Pak Dian memberikan kepercayaan kepadaku untuk mewakili sekolah di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN), bak mendapat durian runtuh yang jatuh menimpa kepalaku (ups, pasti sakit kalo beneran nyata, hehe), aduh kok jadi ngelantur yak? yasudah kembali ke laptop, eh salah maksudnya kembali ke cerita.
Cerpen 15 :: Bahagia Itu Seindah Matematika
Oleh : Afifah Muhimmatul (SMA)
Hidup itu adalah tantangan keras yang harus kulewati sekarang dan masa mendatang, hingga akhirnya aku memperoleh keadaan statis, yang dimana masih dipertanyakan dalam pengerjaanku selama ini. Akankah beruraian kata plus ataukah kata minus. Ah aku tak tahu bagaimana aku menyikapi kealjabaran hidupku ini.
Semua berawal dari kenyataan yang harus kuintegralkan dengan keadaanku saat ini, jika tidak hanya penyesalan karena semua itu sudah menjadi turunan kehidupanku.
Cerpen 14 :: Bayangkan "MATEMATIKA"
Oleh : Dode Sindu (SMA)
Bayangkan jika kita berangkat sekolah esok hari. Merasa percaya diri terhadap kemampuan kita dalam mengerjakan soal-soal matematika dan mendapat jawaban-jawaban benar.
Bayangkan kita mampu memeriksa jawaban-jawaban kita dan membetulkan kesalahan-kesalahan apapun sebelum guru atau orang lain menyadari kesalahan-kesalahan itu.
Bayangkanlah jika kita mempunyai prestasi. Selalu mendapat nilai "100" atau "A" dalam setiap ujian matematika kita.
Bayangkan jika kita berangkat sekolah esok hari. Merasa percaya diri terhadap kemampuan kita dalam mengerjakan soal-soal matematika dan mendapat jawaban-jawaban benar.
Bayangkan kita mampu memeriksa jawaban-jawaban kita dan membetulkan kesalahan-kesalahan apapun sebelum guru atau orang lain menyadari kesalahan-kesalahan itu.
Bayangkanlah jika kita mempunyai prestasi. Selalu mendapat nilai "100" atau "A" dalam setiap ujian matematika kita.
6174 : Bilangan Kaprekar
Bilangan 6174 disebut Bilangan Kaprekar. Seorang Ahli Matematika asal India yang bernama D.R.Kaprekar adalah orang yang pertama kali menemukan bilangan tersebut pada tahun 1949.
Langganan:
Postingan (Atom)