Denting keras jam dinding melaju membuat lingkaran. Hilir angin begitu membekukanku, seakan jari ini terpaku di garis putih pertama. Hitungan angka mengelilingi fikiranku saat ini, ruangan ini seakan membuatku ingin pingsan! Tatap mata kualihkan kedepan, buram sekaliiii… dengan sinar putih menyilaukan bersama hitamnya bayang mondar-mandir kesana kemari. Hehe… itu Pak Didi ya?
Sabtu, 10 Maret 2012
Cerpen 14 :: I'm Zero
by : RaBa
Denting keras jam dinding melaju membuat lingkaran. Hilir angin begitu membekukanku, seakan jari ini terpaku di garis putih pertama. Hitungan angka mengelilingi fikiranku saat ini, ruangan ini seakan membuatku ingin pingsan! Tatap mata kualihkan kedepan, buram sekaliiii… dengan sinar putih menyilaukan bersama hitamnya bayang mondar-mandir kesana kemari. Hehe… itu Pak Didi ya?
Denting keras jam dinding melaju membuat lingkaran. Hilir angin begitu membekukanku, seakan jari ini terpaku di garis putih pertama. Hitungan angka mengelilingi fikiranku saat ini, ruangan ini seakan membuatku ingin pingsan! Tatap mata kualihkan kedepan, buram sekaliiii… dengan sinar putih menyilaukan bersama hitamnya bayang mondar-mandir kesana kemari. Hehe… itu Pak Didi ya?
Cerpen 13 :: I HEART YOU
Suara bising pelantun lagu beraliran rock, ‘Otherside’ memenuhi setiap celah kamar Carol. Dengan sebuah DVD silver terpampang diatas meja bundar, yang seharusnya diisi dengan buku-buku pelajaran itu, Carol loncat-loncat menikmati alunan musik.
Cerpen 12 :: UK
oleh : Isma Swastiningrum (SMA)
“Inggris?! Birmingham?! Wah, nggak nyangka kau Ren..” Kata Ugi menggeleng-gelengkan kepala padaku. Sore itu aku dan dia sedang menggembala kambing di dekat sawah yang hijau. Aku duduk di bawah pohon sedangkan dia bertengger semacam Simpanse di atas pohon. Kami sedang berbincang tentang khayalan.
“Inggris?! Birmingham?! Wah, nggak nyangka kau Ren..” Kata Ugi menggeleng-gelengkan kepala padaku. Sore itu aku dan dia sedang menggembala kambing di dekat sawah yang hijau. Aku duduk di bawah pohon sedangkan dia bertengger semacam Simpanse di atas pohon. Kami sedang berbincang tentang khayalan.
Cerpen 11 :: GALAU
oleh : Yuli Sagita (SMA)
***
***
- Galau galau galau. Sebuah kata yang sering terucap dewasa ini. Entah bagaimana rasanya galau. Bagaimana bentuk seorang ketika sedang galau? Segitiga kah, persegi, atau mungkin lingkaran? Entahlah semua itu benar atau tidak. Hantu galau benar-benar berkeliaran merasuki jiwa-jiwa yang gelisah, merana, atau mungkin kecewa. Apakah mungkin yang pernah ku rasakan waktu itu juga termasuk galau?
Langganan:
Postingan (Atom)